Mohammad Arif Kurniawan
Portofolio ini dibuat untuk menyelesaikan tantangan mencari semua bilangan prima hingga batas tertentu menggunakan dua metode: Brute Force dan Sieve of Eratosthenes.
Program juga dilengkapi fungsi benchmark untuk membandingkan efisiensi kedua metode berdasarkan waktu eksekusi. Hasilnya menunjukkan bahwa Sieve of Eratosthenes adalah pilihan yang optimal untuk menemukan bilangan prima dalam rentang angka besar.
Di sebuah dunia digital, matematika dan pemrograman bersatu untuk memecahkan tantangan klasik: menemukan bilangan prima. Dua pendekatan muncul Brute Force, yang lambat namun sederhana, dan Sieve of Eratosthenes, yang cepat dan cerdas. Seorang pemrogram pun memutuskan untuk menguji keduanya menggunakan Python. Dengan logika sederhana, Brute Force mencoba memeriksa satu per satu, sementara Sieve of Eratosthenes menyaring angka dengan efisiensi luar biasa. Hasilnya? Sieve membuktikan dirinya jauh lebih unggul. Dengan program ini, sang pemrogram belajar bahwa algoritma yang tepat dapat mengubah tantangan besar menjadi solusi cerdas.
Bilangan prima merupakan salah satu konsep dasar dalam matematika yang memiliki peran penting dalam berbagai bidang, termasuk kriptografi dan teori bilangan. Sebagai angka yang hanya bisa dibagi oleh 1 dan dirinya sendiri, bilangan prima menjadi fondasi dalam sistem keamanan data yang digunakan oleh banyak teknologi modern. Namun, meskipun konsep bilangan prima sederhana, menemukan semua bilangan prima dalam rentang yang besar bisa menjadi tantangan besar, terutama dengan metode yang tidak efisien. Dalam dunia pemrograman, penting untuk mencari solusi yang tidak hanya benar, tetapi juga cepat dan efisien. Dalam konteks ini, pemrograman Python menjadi alat yang sangat berguna untuk mengimplementasikan berbagai algoritma dalam mencari bilangan prima. Dua pendekatan populer yang sering digunakan adalah Brute Force dan Sieve of Eratosthenes. Brute Force adalah cara yang lebih sederhana tetapi memakan waktu, sedangkan Sieve of Eratosthenes merupakan metode yang lebih canggih dan lebih cepat, terutama untuk angka-angka besar. Dengan menguji kedua metode ini, program ini bertujuan untuk menunjukkan bagaimana pemrograman dan algoritma yang tepat dapat mengubah cara kita menyelesaikan masalah matematika yang tampaknya sederhana, tetapi penuh tantangan.
Kode yang dibuat bertujuan untuk mencari dan membandingkan bilangan prima hingga suatu batas yang diberikan oleh pengguna. Dua pendekatan yang digunakan untuk menghitung bilangan prima adalah Brute Force dan Sieve of Eratosthenes. Berikut adalah penjelasan tentang fungsi dan alur kerja dari kode yang dibuat:
is_prime_brute_force(n):
primes_brute_force(limit):
sieve_of_eratosthenes(limit):
benchmark(limit):
if __name__ == "__main__"::
Jika dijalankan dengan input 100000:
Program ini efektif untuk mempelajari efisiensi algoritma menggunakan Big O.
Dalam Portofolio ini, saya telah mengimplementasikan dua metode untuk mencari bilangan prima menggunakan Python: Brute Force dan Sieve of Eratosthenes. Kedua metode tersebut menunjukkan cara yang berbeda dalam menyelesaikan masalah yang sama, dengan Sieve of Eratosthenes terbukti lebih efisien dibandingkan dengan Brute Force, terutama untuk jumlah angka yang besar. Melalui benchmark yang dilakukan, kita dapat melihat perbedaan signifikan dalam hal waktu eksekusi antara kedua metode ini.