irhas maulana
Komunikasi interpersonal adalah interaksi tatap muka antara dua orang atau lebih, di mana pesan disampaikan secara langsung dan penerima pesan dapat memberikan umpan balik langsung. Kemampuan komunikasi interpersonal dalam bisnis yang efektif adalah kunci keberhasilan dalam bisnis. Seorang pemimpin bisnis atau pengusaha harus mampu mendengarkan dengan baik,
Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai bagaimana melakukan Komunikasi Interpersonal dalam Bisnis dengan baik, baca artikel ini lebih lanjut.
“Komunikasi Interpersonal dalam Bisnis”
Komunikasi interpersonal adalah interaksi tatap muka antara dua orang atau lebih, di mana pesan disampaikan secara langsung dan penerima pesan dapat memberikan umpan balik langsung. Menurut Agus Hardjana dan Deddy Mulyana, ada lima ciri-ciri komunikasi interpersonal yang efektif: Komunikator harus terbuka terhadap penerima pesan, jujur dalam tanggapannya, dan bertanggung jawab atas perasaan dan pikirannya (Keterbukaan), Kemampuan untuk memahami perasaan, sikap, dan harapan orang lain (Empati), Sikap mendukung yang bersifat deskriptif dan spontan (Dukungan), Keberadaan rasa positif dengan suasana komunikasi yang kondusif (Rasa Positif), Komunikasi efektif dengan menghargai sesuatu yang penting untuk disampaikan dalam proses komunikasi (Kesetaraan).
Komunikasi interpersonal dapat digunakan untuk beberapa tujuan, mulai dari mengenal diri sendiri, orang lain, dan dunia luar, menciptakan dan memelihara hubungan yang bermakna, mengubah sikap dan perilaku orang lain, hingga bermain dan mencari hiburan. Setiap individu membutuhkan komunikasi interpersonal karena pada dasarnya setiap manusia memiliki kebutuhan fisiologis, kebutuhan rasa aman, kebutuhan untuk memiliki, kebutuhan untuk mendapatkan harga diri, dan kebutuhan akan aktualisasi diri. Kemampuan dalam berpartisipasi efektif dengan orang lain dan lingkungan sekitar sangat menentukan dalam upaya memenuhi kebutuhan-kebutuhan tersebut.Konsep interpersonal dapat diterapkan dalam bisnis, dimana melibatkan pemahaman tentang beberapa prinsip dasar yang mencakup beberapa hal diantaranya :
1. Konsep Diri: Pandangan individu terhadap diri mereka sendiri dan seberapa berharga mereka merasa sebagai individu. Mempengaruhi cara seseorang berinteraksi dengan orang lain dalam lingkungan bisnis.
2. Kebutuhan Interpersonal: Kebutuhan akan hubungan yang positif di tempat kerja dan penghargaan terhadap orang lain. Tercermin dalam cara orang mengharapkan interaksi, pengendalian, dan perhatian dari orang lain serta harapan yang sama kepada orang lain.
3. Keterbukaan: Mencakup cara informasi disampaikan dan gaya komunikasi. Hal ini mempengaruhi bagaimana informasi disampaikan dan diterima dalam konteks bisnis.
4. Tingkat Penyingkapan: Tingkat kedalaman interaksi dalam komunikasi interpersonal dari percakapan dan berbagi perasaan yang lebih dalam.
5. Tugas dan Hubungan: Dimensi tugas mencakup informasi yang berkaitan dengan pekerjaan, seperti prosedur organisasi, sementara Dimensi hubungan mencakup interaksi yang lebih personal dan emosional.
6. Iklim organisasi: sifat internal organisasi yang didasarkan pada bagaimana senangnya anggota organisasi terhadap satu sama lain dan terhadap organisasinya.
Dengan begitu akan tercapai cangkupan tujuan dari komunikasi diantaranya, menyampaikan informasi, berbagi pengalaman, menumbuhkan simpati, melakukan kerja sama, menceritakan kekecewaan atau kekesalan, dan menumbuhkan motivasi. Semua konsep diatas sangat penting untuk dipahami dalam konteks bisnis, karena dapat mempengaruhi cara kita berinteraksi dengan rekan kerja, pelanggan, dan mitra bisnis lainnya.
Kemampuan komunikasi interpersonal dalam bisnis yang efektif adalah kunci keberhasilan dalam bisnis. Seorang pemimpin bisnis atau pengusaha harus mampu mendengarkan dengan baik, memahami informasi, dan memelihara hubungan yang baik dengan orang lain. Hal ini akan menciptakan citra perusahaan yang positif dan membangun hubungan yang lebih baik dengan pelanggan, karyawan, dan mitra bisnis.
1. Kemampuan Mendengarkan: Mendengarkan dan memahami pesan yang disampaikan merupakan kemampuan sangat penting dalam berinteraksi dengan seluruh elemen bisnis. Sehingga menghasilkan Pemimpin Bisnis yang memahami kebutuhan dan menanggapi segala persoalan dengan tepat.
2. Memahami Informasi: Seorang pemimpin bisnis harus mampu memahami pesan yang disampaikan oleh seluruh elemen bisnis, serta menganalisisnya guna mengambil keputusan.
3. Memelihara Hubungan dengan Orang Lain: Hubungan yang baik sangat penting dalam bisnis. Seorang pemimpin bisnis harus mampu memelihara hubungan yang baik, sehingga dapat menciptakan lingkungan kerja yang positif dan guna kerjasama yang baik dalam bisnis.
4. Memberikan Umpan Balik: Seorang pemimpin bisnis harus mampu memberikan umpan balik yang konstruktif dan membantu karyawan untuk meningkatkan kinerja mereka.
5. Keterampilan Membujuk: Seorang pemimpin bisnis harus mampu membujuk karyawan, pelanggan, dan mitra bisnis untuk melakukan sesuatu yang diinginkan, seperti membeli produk atau layanan perusahaan.
Dalam dunia bisnis, komunikasi interpersonal berkaitan erat dengan kepemimpinan. Kepemimpinan seseorang dalam bisnis dapat memengaruhi sikap dan perilaku bawahan dalam menjalankan tugas mereka. Menurut Ludlow dan Panton, terdapat empat gaya kepemimpinan yang dapat diterapkan dalam berbagai situasi dan kondisi yang berbeda, antara lain:
1. Pengarahan
Pada situasi dan kondisi dimana para karyawan memiliki pengalaman tertentu yang kompleks dan rumit, gaya kepemimpinan adalah pilihan yang tepat. Seorang pemimpin yang efektif harus memberikan penjelasan yang jelas dan rinci tentang apa yang harus dilakukan, bagaimana cara melakukannya, serta waktu yang dibutuhkan.
2. Pembekalan
Situasi dan kondisi dimana karyawan telah memiliki pengalaman dan memiliki motivasi yang tinggi. kepemimpinan pembekalanlah yang cocok untuk diterapkan, karnea Seorang pemimpin memberikan penjelasan sesuai kebutuhan terkait tugas dan pekerjaan yang belum dipahami.
3. Dukungan
Situasi dan kondisi dimana karyawan telah memahami teknik dan memiliki hubungan baik dengan pemimpin, cocok untuk menggunakan gaya kepemimpinan dukungan. Dimana pemimpin banyak terlibat dalam pengambil Keputusan dan mendapatkan masukan dari karyawan.
4. Pendelegasian
Ketika karyawan telah memahami tugas pekerjaan dengan baik, dapat menggunakan gaya kepemimpinan pendelegasian yang tepat. Namun, seorang pemimpin tetap perlu memantau kinerja karyawan agar mereka tetap memenuhi standar yang ditetapkan.
Selain kemampuan yang disebutkan sebelumnya, terdapat kemampuan terpenting lainya terkhusus kepada customer dalam bisnis, hal ini biasa disebut dengan Customer Relationship Management (CRM) yang merupakan serangkaian aktivitas sistematis yang dikelola untuk lebih memahami, menarik perhatian, dan mempertahankan loyalitas pelanggan yang paling menguntungkan dengan tujuan mencapai pertumbuhan perusahaan yang sehat. Untuk mencapai hal ini, perusahaan perlu melakukan komunikasi interpersonal dengan pelanggan untuk memahami karakteristik, kebutuhan, dan ekspektasi mereka.
Komunikasi interpersonal untuk menjaga hubungan antara perusahaan dengan pelanggan, seperti respon perusahaan dalam memberikan solusi ketika pelanggan mengeluh. Selain itu, saat pelanggan melakukan transaksi, terjadi interaksi interpersonal dalam pemenuhan kebutuhan, pemecahan masalah, negosiasi, dan pemberian simpati dan perhatian. Bentuk komunikasi interpersonal yang dapat menunjukkan simpati dan perhatian termasuk dengan sapaan yang lembut, sopan, dan ramah kepada pelanggan. Kecepatan dan ketepatan informasi yang disampaikan juga menjadi hal penting bagi pelanggan, sehingga unsur komunikasi interpersonal ini sangat berpengaruh dalam meningkatkan kepuasan pelanggan terhadap pelayanan yang diberikan oleh perusahaan. Model-model Customer Relationship Management (CRM) mencakup berbagai pendekatan dan strategi untuk memahami, mengelola, dan meningkatkan hubungan antara perusahaan dan pelanggan. Berikut adalah rangkuman tentang empat model utama dalam CRM:
1. The IDIC Model (Identify, Differentiate, Interact, and Customize): mengetahui dan memahami kebutuhan setiap pelanggan (Identify), rancangan strategi khusus untuk setiap pelanggan (Differentiate), Interaksi yang efektif dalam memahami kebutuhan pelanggan (Interact), Penawaran dan komunikasi seusia dengan kebutuhan pelanggan (Customize).
2. The CRM Value Chain: Tahap utama yang meliputi analisis portofolio pelanggan, kedekatan dengan pelanggan, pengembangan jaringan, pengembangan proposisi nilai, dan pengelolaan siklus hidup pelanggan. Dengan kondisi pendukung meliputi kepemimpinan dan budaya, data dan teknologi informasi, sumber daya manusia, serta proses.
3. The QCi Model: Terdiri dari delapan elemen utama, dengan manajemen pelanggan sebagai fokus utama, serta sumber daya manusia dan organisasi mendukung proses.
4. The Strategic Framework for CRM: The Five-Process Model: Terdiri dari lima proses inti: Pengembangan Strategi, Penciptaan Nilai, Integrasi Multi Saluran, Manajemen Informasi, dan Penilaian Kinerja.
CRM (Customer Relationship Management) merupakan strategi perusahaan hingga evaluasi kinerja untuk meningkatkan profit dan nilai bagi pemegang saham. Ini melibatkan pengumpulan dan pemanfaatan data pelanggan dan data lain yang relevan untuk membangun hubungan pelanggan yang unggul dan meningkatkan kepuasan pelanggan pada setiap interaksi. Proses Pengembangan Strategi merupakan tahapan pertama yang sangat signifikan dalam model The Five-Process Model. Tahap ini menentukan tujuan dan parameter keseluruhan untuk aktivitas CRM perusahaan, termasuk Strategi Bisnis dan Strategi Pelanggan.
Proses Penciptaan Nilai adalah kunci untuk menciptakan keunggulan kompetitif dalam CRM. Ini melibatkan menentukan nilai yang diterima pelanggan, nilai yang diterima oleh organisasi, dan memaksimalkan nilai berkelanjutan dari segmen pelanggan yang ditargetkan. Proses Integrasi Multi Saluran adalah tentang mengembangkan hubungan pelanggan yang superior di setiap titik interaksi antara pelanggan dan perusahaan. Ini memastikan kontak dua arah yang efektif dan efisien dengan pelanggan menjadi prioritas utama untuk CRM yang sukses.
Tahap-tahap CRM meliputi pengembangan strategi, penciptaan nilai, integrasi multi saluran, manajemen informasi, dan penilaian kinerja. Setiap tahap memiliki peran penting dalam mencapai keunggulan kompetitif dan membangun hubungan pelanggan yang kuat.
Komunikasi merupakan unsur penting dalam sebuah organisasi. Sebagai seorang pemimpin, sudah seharusnya mengetahui jenis komunikasi seperti apa yang dapat digunakan agar tidak mengalami miss comuniation. Terdapat tiga bentuk komunikasi dalam interpersonal di internal perusahaan, yaitu:
1. Komunikasi ke bawah (Downward Communication): Dimulai dari atasan dan ditujukan kepada bawahan, berbagai tipe komunikasi ke bawah, seperti instruksi tugas, rasional pekerjaan, ideologi, informasi, dan umpan balik.
2. Komunikasi ke atas (Upward Communication): Bergerak dari bawahan kepada atasan. termasuk laporan pelaksanaan pekerjaan, keluhan karyawan, sikap dan perasaan karyawan, pengembangan prosedur dan teknik, serta produksi dan hasil yang telah dicapai.
3. Komunikasi Horizontal (Horizontal Communication): Terjadi antara departemen atau bagian dalam organisasi yang memiliki tingkat kerja yang saling berkaitan. Berlangsung secara formal atau informal untuk menghemat waktu dan memudahkan koordinasi.