Sistem Alarm Anti Maling Menggunakan Tinkercad

Rasya Alya Trismia

Sosial Media


4 orang menyukai ini
Suka

Summary

Implementasi sistem alarm anti maling menggunakan platform simulasi Tinkercad. Sistem ini didesain dengan menggunakan Arduino Uno sebagai pusat kontrol, sensor PIR untuk deteksi gerakan, buzzer sebagai indikator suara, dan saklar untuk kontrol manual. Ketika sensor PIR menangkap gerakan, Arduino memicu buzzer yang mengeluarkan suara peringatan. Fitur unik dari sistem ini adalah kemampuan untuk mengaktifkan atau menonaktifkan alarm secara manual, memberikan fleksibilitas dalam penggunaan. Sistem yang dirancang ini menunjukkan potensi implementasi dalam kehidupan nyata untuk peningkatan keamanan dengan biaya yang terjangkau dan pemasangan yang mudah.

Description

Penjelasan dan deskripsi aplikasi

TinkerCad adalah sebuah platform simulasi online yang memungkinkan pengguna untuk merancang dan menguji rangkaian elektronik secara virtual. Alat ini sangat berguna untuk mengembangkan dan menguji proyek berbasis Arduino sebelum melakukan perakitan fisik, karena menyediakan berbagai komponen elektronik yang dapat dengan mudah diseret ke area kerja dan disambungkan menggunakan kabel virtual.

Sistem yang digunakan merupakan sistem alarm anti maling menggunakan Arduino Uno, sensor PIR (Passive Infrared Sensor) untuk deteksi gerakan, dan buzzer sebagai indikator suara. Inti dari sistem ini adalah deteksi gerakan melalui sensor PIR yang sensitif terhadap perubahan radiasi inframerah, biasanya akibat gerakan manusia. Ketika sensor ini mendeteksi gerakan, sinyal dikirim ke Arduino, yang kemudian mengaktifkan buzzer sebagai perangkat peringatan.

Keunikan dari sistem ini terletak pada penggunaan saklar sebagai mekanisme kontrol manual. Pengguna dapat mengaktifkan atau menonaktifkan alarm sesuai dengan kebutuhan, memberikan fleksibilitas dalam penggunaannya. Dalam keadaan aktif, sistem secara efektif memantau ruangan atau area yang diinginkan. Jika ada intrusi yang terdeteksi oleh sensor PIR, buzzer akan segera berbunyi, memberikan peringatan dini tentang kemungkinan keamanan yang terancam.

 

Komponen sistem

  • Arduino Uno: Papan mikrokontroler yang berfungsi sebagai otak dari sistem alarm. Arduino Uno dipilih karena mudah digunakan, memiliki banyak pin input/output, dan kompatibel dengan berbagai modul dan sensor.
  • Sensor PIR (Passive Infrared Sensor): Sensor ini mendeteksi perubahan radiasi inframerah di lingkungannya, yang biasanya dihasilkan oleh gerakan tubuh manusia. Ketika sensor PIR mendeteksi gerakan, dikirimkan sinyal ke Arduino.
  • Buzzer: Digunakan sebagai perangkat peringatan. Saat menerima sinyal dari Arduino, buzzer akan menghasilkan suara, berfungsi sebagai pemberitahuan adanya intrusi.
  • Slideswitch/saklar: Saklar digunakan untuk mengaktifkan atau menonaktifkan sistem alarm secara manual. Ini memberikan kontrol tambahan kepada pengguna terhadap sistem.

 

Bentuk rancangan

 

Cara kerja sistem

Sistem alarm anti maling yang dirancang menggunakan Tinkercad bekerja dengan memanfaatkan komponen inti berupa Arduino Uno, sensor PIR, dan buzzer. Ketika slideswitch atau saklar diaktifkan ke posisi “on” (HIGH), sistem alarm menjadi aktif dan sensor PIR mulai memantau lingkungan untuk perubahan radiasi inframerah, yang biasanya terjadi karena adanya gerakan. Jika sensor PIR mendeteksi adanya gerakan, ia akan mengirim sinyal ke Arduino, yang kemudian akan mengaktifkan buzzer untuk menghasilkan suara peringatan sebagai indikasi adanya intrusi. Di sisi lain, ketika saklar diubah ke posisi “off” (LOW), sistem alarm menjadi non-aktif dan tidak akan merespons terhadap deteksi gerakan oleh sensor PIR, memberikan kontrol manual kepada pengguna atas sistem alarm.

 

Kode program

Pada awal kode, ditetapkan tiga variabel untuk mendefinisikan pin yang digunakan: ‘pinBuzzer’ pada pin 6 yang mengontrol buzzer, ‘pinPir’ pada pin 7 yang terhubung ke sensor PIR (Passive Infrared Sensor) untuk deteksi gerakan, dan ‘pinSwitch’ pada pin 5 yang terhubung ke sebuah slideswitch untuk mengaktifkan atau menonaktifkan alarm. 

Dalam fungsi ‘setup()’, pin-pin tersebut diinisialisasi dengan mode yang sesuai: ‘pinBuzzer’ sebagai OUTPUT karena akan mengirimkan sinyal untuk mengaktifkan buzzer, sedangkan ‘pinPir’ dan ‘pinSwitch’ sebagai INPUT karena akan menerima sinyal, dari sensor gerakan dan posisi switch.

Pada fungsi ‘loop()’, yang berjalan berulang kali, pertama-tama dilakukan pembacaan status dari slideswitch menggunakan ‘digitalRead(pinSwitch)’. Jika switch diaktifkan (HIGH), sistem akan selanjutnya membaca input dari sensor PIR dengan ‘digitalRead(pinPir)’. Jika sensor PIR mendeteksi gerakan (HIGH), maka buzzer akan diaktifkan dengan ‘digitalWrite(pinBuzzer, HIGH)’, menghasilkan suara peringatan. Jika switch tidak diaktifkan (LOW), maka buzzer akan dimatikan dengan ‘digitalWrite(pinBuzzer, LOW)’, sehingga tidak ada suara peringatan yang dihasilkan. Proses ini diulang setiap 200 milidetik yang ditandai oleh ‘delay(200)’ untuk menghindari pembacaan berulang yang terlalu cepat dari sensor PIR dan switch.

 

Kesimpulan

Dengan menggunakan teknologi yang mudah diakses seperti Arduino dan sensor PIR, sistem alarm anti maling ini menawarkan solusi keamanan yang efektif dan mudah diimplementasikan. Sistem ini dapat digunakan di berbagai lingkungan seperti rumah, toko, atau kantor untuk meningkatkan keamanan. Dengan mendeteksi gerakan tidak sah, sistem memberikan peringatan dini, memungkinkan tindakan pencegahan atau respons cepat terhadap potensi intrusi. Keuntungan dari sistem ini termasuk biaya yang terjangkau, pemasangan yang mudah, dan kemampuan untuk menyesuaikan dengan kebutuhan spesifik.

Link demonstrasi: 

Informasi Course Terkait
  Kategori: Internet of Things / FPGA
  Course: Embedded System Berbasis Arduino